Semakin maju dan berkembangnya teknologi serta populasi penduduk yang
meningkat disetiap tahunnya, maka
kebutuhan sumber bahan bakar guna kepentingan manusia juga meningkat.
Sekarang apa yang dimaksud dengan bahan bakar?
Merupakan suatu materi apapun
yang bisa diubah menjadi energi. Dalam sehari-hari kita tidak bisa lepas dengan
yang namanya kebutuhan akan bahan bakar, seperti makanan yang kita konsumsi
untuk mendapatkan energi bagi tubuh, bensin untuk kendaraan bermotor, bahan bakar
batubara, gas minyak bumi, untuk pembangkit tenaga listrik. Lalu, bagaimana
jika kita tidak mendapatkan bahan bakar tersebut? tak ada energi yang artinya
“lumpuh” bahkan “mati”, tentu ini menjadi permasalahan yang sangat serius dan
perlu mengantisipasi agar bahan bakar tersebut tidak habis. Perlu diketahui
dewasa ini ketersediaan bahan bakar minyak dan gas bumi sudah semakin menipis,
dan Pembangkit tenaga listrik masih sangat bergantung kepada bahan bakar fosil (BBM 33%, Gas 20%, Batubara 20%).
Permasalahan
tersebut memunculkan istilah “Energi Terbarukan”. Energi terbarukan merupakan
energi yang didapat dari potensi energi yang berasal dari alam yang dapat
diperbaharui secara alamiah. Mengapa ini perlu? Ada banyak faktor hingga
melahirkan istilah energi terbarukan. Pertama, telah dijelaskan pada paragraf
sebelumnya yaitu ketersediaan bahan bakar fosil yang menipis dan ketergantungan
Pembangkit tenaga listrik kepada bahan bakar fosil. Kedua, Selain itu rasio
wilayah yang menikmati tenaga listrik masih relatif rendah. Ketiga,
ketersediaan sumber energi setempat yang tinggi, untuk hamper setiap lokasi
daerah terpencil. Keempat, ini juga dapat mendorong percepatan pembangunan
sektor ketenagalistrikan dalam pembangunan ekonomi melalui otonomi daerah.
Terakhir, Perkembangan harga minyak mentah dunia yang meningkat dihampir tiap
tahunnya. Energi terbarukan meliputi cahaya matahari, angin, tenaga air, tenaga gelombang, Tumbuhan dan
gheotermal (panas bumi).
Tenaga air untuk sistem pembangkit
tenaga listrik dapat dikategorikan sebagai system konvensional yang telah sejak
lama dikenal dan dimanfaatkan. Jenis pembangkit listrik tenaga air dengan
system dam untuk sekala besar sampai dengan skala mikro dengan memanfaatkan
aliran sungai telah banyak dimanfaatkan di Indonesia. Tenaga air yang
menghasilkan listrik dengan menggunakan kincir air saat ini disebut dengan
hydroelectric. Jika listrik yang dihasilkan tidak terlalu besar maka teknologi
yang digunakan disebut microhydro, listrik dari cara ini maksimal menghasilkan
100kW. Ada juga yang disebut dengan teknologi damless hydro yaitu system yang
menghasilkan tenaga listrik menggunakan energy gerak dari air (energi kinetik)
dari aliran sungai atau gelombang air laut tanpa menggunakan dam.
Cahaya matahari dimanfaatkan melalui
sel photovoltalic sejak 1954 oleh Bell Laboratories USA. Sejak tahun 1974
teknologi sel surya dikembangkan untuk kebutuhan energy sistem satelit. Dan
pada saat ini telah berkembang jenis-jenis material pembentuk sel surya yang
bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dengan biaya produksi energy listrik
yang kompetitif. Secara umum cara penggunaan tenaga matahari ini dibagi menjadi
dua yaitu aktif dan pasif. Penggunaan secara aktif yaitu dengan menggunakan
teknologi panel photovoltalic atau panel tenaga surya untuk mengumpulkan energi
listrik. Sedangkan secara pasif adalah dengan cara mengatur arah bangunan,
menggunakan material yang menyerap panas dan desain bangunan yang secara alami
memperlancar sirkulasi udara dalam bangunan. Selain itu energi yang berasal
dari matahari ditangkap oleh tanaman untuk proses photosintesa dan ini yang
disebut dengan Biomass salah satu renewable energi. Dalam hal ini, biomass
berfungsi sebagai aki tempat penyimpanan energi surya.
Tenaga Angin dimanfaatkan bermula
pada tahun 1970 yaitu dengan diameter kincir 10 m lalu pada tahun 2001 telah
mencapai 80 m, dengan kapasitas dari 250 kW (1992) hingga mencapai 900 kW
(2001) per unit energy angin. Kincir angin yang modern rata-rata berkapasitas
antara 600 kW sampai 5 MW. Lokasi menentukan jumlah energi yang dihasilkan.
Untuk mendapatkan energi yang besar sebaiknya ditempatkan didaerah yang
berangin kencang seperti pantai atau daerah dataran tinggi.
Liquid biofuel atau bahan bakar bio
terbagi menjadi dua yaitu bioalcohol (bioethanol) dan biodiesel. Bioethanol
adalah alcohol yang didapat dari proses fermentasi gula yang ada pada tanaman.
Energi geothermal adalah
energi yang dihasilkan dengan cara mengambil panas bumi. 3 teknologi yang
digunakan untuk mendapatkan energi ini. Yaitu dry system, flash, dan binary.
Dry system memiliki cara kerja yaitu mengambil uap panas dan langsung
menggerakkan turbin yang memutar generator penghasil listrik. Flash yaitu
pengambilan air panas biasanya bersuhu lebih dari 200oC dari tanah
yang kemudian mendidih pada saat naik kepermukaan, dan kemusian dipisahkan
antara air dan uapnya dan yang dialirkan keturbin hanyalah uapnya saja. Untuk
binary, air panas mengalir melalui heat exchangers lalu mendidihkan cairan
organic yang dapat memutar turbin. Semua uap panas dimanfaatkan dan sisa air
panas dariketiga cara diatas dimasukkan kembali ke batuan panas agar
menghasilkan panas lagi.
No comments:
Post a Comment