Hal yang sering kita tidak sadari untuk merespon sebuah
kejadian yaitu berekspresi, dan itu sulit dikendalikan. Apa ekspresi wajahmu
ketika memenangkan hadiah?, apa ekspresi wajahmu ketika terancam terbunuh?, apa
ekspresi wajahmu ketika seseorang menceritakan hal yang lucu, dan kau
menganggap hal tersebut tidak lucu?
Semua orang menggunakan ekspresi yang sama untuk marah,
sedih, takut, senang, jijik,dan menghina. Dan ada satu ekspresi wajah dengan
nilai paling buruk dalam SPAFF, yaitu contempt atau menghina.
Contempt merupakan fungsi dari sifat merendahkah
dengan maksud menganggap remeh, menyakiti, atau menghina. Ekspresi wajah ini
mengindikasikan bahwa dia superior terhadap lawan bicaranya.
Berikut percakapan yang pernah penulis dengar:
Pewawancara : “Kamu
mau masuk RUPIN, BFJ, atau MAHAGANA?” (RUmah Pintar, Book Foor Jabar, dan
MAHAsiswa tangGAp bencaNA adalah 3 divisi dari sebuah organisasi kampus yang
berhubungan dengan kemasyarakatan yang pernah penulis ikuti)
Calon relawan : “Mahagana
teh, soalnya…(bersambung)” (Saat itu, penulis memfokuskan diri kepada wajah
calon relawan. Dan sebelum dia menyampaikan hal tersebut, ekspresi contempt
tertangkap oleh penulis, ekspresi tersebut muncul sangat singkat yang sepertinya
kurang dari hitungan detik dan tarikan salah satu ujung mulutnya tidak sepanjang seperti gambar dibawah)
Sumber gambar: https://s-media-cache-ak0.pinimg.com/ |
Calon relawan :”Soalnya
saya pernah jadi ketua organisasi kaya pecinta alam kurang lebih gitu, jadi
lebih keMAHAGANA aja” (Dia pernah menjadi ketua dalam jenis organisasi yang sama, menunjukkan superiority)
Ekspresi yang muncul antara pertanyaan dan jawaban disebut respon
latency. Terjadi sangat singkat bahkan kurang dari hitungan detik.
Selain itu mata memutar keatas juga termasuk dalam contempt
seperti gambar dibawah ini.
Dan kadang-kadang ekspresi memutar mata tersebut dipadukan
dengan kata “Hellowww..”, “Huhhhh”.
Sumber gambar: http://www.natural-homeremedies.com/ |
Selain dari ekspresi wajah, terdapat indikator lainnya
seperti mengulang apa yang orang lain telah katakan dengan mencoba menirukan
apa yang orang tersebut telah katakan. Hal itu disebut mockery.
Rakas : “Apa-apa’an
ini? Berantakan semuanya BERANTAKAN!!”
Moki :
“Appaa-appaa’aan ini? Berantakan semuanya BERRRRANTAKAN!”
Dan orang-orang disekitar moki menertawakannya.
Rakas : “Heh MOKI!
Bisa hargain saya ga?”
Moki : “Maaf sih,
Cuma bercanda ini. Kan supaya kita tidak stress” (hal ini disebut hostile
humor, kita biasa mendengarnya seperti “Jangan di bawa baperlahh”, “Kalem
bung cuma bercanda”.)
Sangat sulit mengontrol wajah kita karena hal tersebut
sering tidak kita sadari, jika kamu pernah melihat hal tersebut cobalah untuk
melihat sisi apa yang salah dari diri kita, apa yang tidak sesuai dari diri
kita terhadap orang itu.
Bagaimanapun mengoreksi diri lebih baik untuk menjadi
pribadi yang lebih berkualitas. Be high quality person!
Penulis sangat bersyukur jika post ini bermanfaat. Jika
dirasa bermanfaat dan menarik, sebarkan kepada orang-orang yang kamu cintai
untuk terus belajar memahami hidup lebih baik.
Terimakasih :)
Opini terkait dengan "Penyampaian Wajah Saat Merendahkan Orang lain":
Referensi:
Gottman, J. M., Coan, J. 2006. "The
Specific Affect Coding System (SPAFF)". Diakses: 28 Juli 2015
Pease, Allan and Barbara. 1988. “The Definitive Book of Body
Language”. Australia: McPherson's Printing Group
No comments:
Post a Comment