Tabuti membeli satu paket HP dan
Laptop dengan harga 11juta rupiah. Harga laptop 10juta lebih mahal dari harga
HP. Berapa kah harga hp?
Jawaban yang pembaca pilih menunjukkan
salah satu sistem cara berpikir yang pembaca gunakan untuk menyelesaikan soal
tersebut.
Kahneman mengatakan bahwa secara umum
manusia memiliki 2 sistem cara berpikir yaitu, automatic system dan
deliberative system.
Automatic system atau system 1
merupakan cara berpikir manusia secara intuitif (daya atau kemampuan mengetahui
atau mema-hami sesuatu tanpa dipikirkan atau dipelajari), menggunakan usaha
berpikir yang rendah, tidak menggunakan faktor yang relevan dan bersifat
ikut-ikutan.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita
biasa menggunakannya untuk membetulkan layar TV dengan cara “menggerbrak” di
salah satu sisi TV, meyakini bahwa dengan memakan “ini” akan menyebabkan “ini”
karena orang-orang dan media mengatakan tersebut, dan bercerita tertang orang
lain dengan menambahkan judgement se-enaknya (gossip).
Sedangkan deliberative system atau
system 2 merupakan cara berpikir dengan menggunakan usaha yang kuat,
berdasarkan alasan, membandingkan dan menggunakan faktor yang relevan.
Kembali ke pertanyaan diatas.
Berapakah jawaban pembaca?
Jika pembaca menjawab Rp. 500.000
untuk harga HP, maka pembaca menggunakan system 2 untuk menyelesaikan masalah
tersebut. Jika pembaca menjawab Rp. 1.000.000 untuk harga HP, maka pembaca
menggunakan system 1 untuk menyelesaikan masalah tersebut.
“saya menjawab pertanyaan itu dengan
harga 500 ribu secara cepat!”
Besar kemungkinan dia terbiasa
melakukan proses perhitungan. Dia menggunakan system 2 dimasa lalunya yang
kemudian teraplikasikan pada pertanyaan tersebut. Bagaimana hal tersebut
terjadi? Baca juga “otak kita tidak menginginkan usaha yang lebih”.
Sekarang, apa yang terjadi jika
pertanyaan itu berhadiah. Jika benar akan mendapatkan HP dan Laptop tersebut
namun harus sekali jawab. Maka akan banyak orang yang menggunakan system 2
untuk berpikir. Mereka akan sangat berhati-hati untuk menjawab. dan Jika
menemukan jawabannya, mereka akan berpikir ulang. Mengapa demikian? untuk
menjelaskan hal tersebut penulis memaparkannya dalam "Logika SusahNurut".
Saat ini, kita dituntut untuk
menyelesaikan masalah dan mengambil keputusan serba cepat dengan kemungkinan
resiko kesalahan yang kecil. Apakah ini berarti kita tidak diizinkan untuk
merenung, membandingkan dan berusaha berpikir kuat?
Kita selalu diizinkan melakukan proses
merenung, membandingkan atau berusaha berpikir. Hanya saja, dalam situasi
tertentu kita tidak diizinkan
menghabiskan beberapa menit untuk proses mengambil keputusan, oleh karena itu
dibutuhkan kesimpulan sekejap, naluri, atau intuisi.
Naluri bisa saja salah, dan berpikir
terlalu lama dengan membandingkan banyak faktor juga memiliki kemungkinan
salah. Penulis menuangkan saran dalam opini “otak kita tidak menginginkan usahayang lebih” yang semoga dapat bermanfaat bagi pembaca.
Sumber gambar: http://2.bp.blogspot.com |
Berusaha, berdoa, dan percayakan
semuanya kepada ALLAH SWT.
Penulis sangat bersyukur jika post ini
bermanfaat. Jika dirasa bermanfaat dan menarik sebarkan kepada orang-orang yang
kamu cintai untuk memahami hidup lebih baik.
Terimakasih :)
Opini terkait dengan "2 Sitem Cara Berpikir":
>> 5 Judgement yang Biasa Didengar
Tingkatkan kualitas hidupmu dengan mengetahui opini lainnya disini.
Tingkatkan kualitas hidupmu dengan mengetahui opini lainnya disini.
Referensi:
Gladwell, Malcolm. 2001. “Blink: kemampuan
berpikir tanpa berpikir”. Pt. Gramedia Pustaka Utama
Kahneman, Daniel._____________
. “Thinking Fast and Slow”. http://vk.com/doc23267904_175119602.
Diakses: 6 Juli 2015
No comments:
Post a Comment