Wednesday, January 13, 2016

Ingatan Palsu Sering Terjadi Saat Kita Mengingat

Gery memiliki istri dan 2 orang anak, mereka selalu menghabiskan weekend dengan berbagai kegiatan yang membuat mereka sangat mencintai keluarga mereka. Setiap pagi, istrinya selalu membuatkan sarapan untuknya dan anak-anaknya. Gery selalu mengantarkan anak-anaknya kesekolah sebelum dia bekerja. Sorenya mereka pulang kerumah dan kembali menghabiskan waktu bersama keluarga. Mereka adalah keluarga yang sangat harmonis.

Hingga suatu hari, Gery ditangkap saat berjalan-jalan bersama keluarganya. Gery dituduh memperkosa seorang perempuan yang sama sekali Gery tidak mengenalinya. Perempuan tersebut ingat betul ciri-ciri pelaku yang memperkosanya dan ciri-ciri tersebut sangat sesuai dengan Gery.

Gery sangat membantah hal tersebut, namun bantahannya tidak diterima oleh hakim sehingga dia dipenjara untuk 10 tahun. Saat itu istri dan anak-anaknya meninggalkannya, Gery mendapatkan ketidakpercayaan dari keluarganya, Gery kehilangan pekerjaannya, dan Gery kehilangan seluruh orang-orang yang dicintainya.

Selang 10 tahun kemudian, Gery dibebaskan. Pembebasan Gery bukan karena telah habis masa hukumannya, akan tetapi polisi telah menangkap pelaku sebenarnya. Gery dibebaskan karena salah tangkap.
 
Gery sangat senang bisa keluar dari penjara, namun juga Gery sangat sedih, depresi ditinggalkan keluarga tercintanya, kehilangan pekerjaannya dan tak tahu harus kemana.
Pernah mendengar hal semacam itu? Pernah mendengar berita tentang polisi yang salah tangkap? Seperti pemberitaan Daftar 5 kasus salah tangkap paling tragis.

Salah satu penyebab terjadinya salah tangkap adalah kesalahan dalam menyampaikan informasi. Dalam kasus diatas korban mengadu pemerkosaan tersebut dengan ekspresi yang meyakinkan, suara yang pasti, dan penuh detail sehingga menyebabkan polisi dengan segera menangkap Gery.

Lalu mengapa bisa terjadi salah tangkap?

Kasus tersebut merupakan salah satu kasus yang disebabkan kesalahan dalam mengingat. Dalam kehidupan sehari-hari, kesalahan dalam mengingat sering terjadi disekitar kita.  Pernah mendengar atau mengucapkan “Kalo ga salah”?

Sumber gambar: http://blog.rbutr.com/wp-content/uploads/2014/06/misinformation-everywhere.jpg

Itu adalah salah satu informasi yang tidak meyakinkan dan memiliki kemungkinan besar informasi tersebut tidak sesuai dengan moment yang sebenarnya terjadi.
Banyak orang yang menyampaikan informasi begitu meyakinkan, penuh ekspresi dan sangat detail namun bukan berarti apa yang disampaikannya itu telah benar-benar terjadi.

Dibawah ini pengalaman saya berkaitan dengan kesalahan dalam mengingat. 

Saat itu saya membuat gelang yang terbuat dari kain. Saya menunjukkan kepada nenek saya dan kemudian beliau memberikan saran-saran kepada saya. Suatu hari, saya pergi bersama nenek kerumah bibi, nenek bercerita tentang gelang tersebut kepada bibi saya. Namun dalam ceritanya, beliau menyebutnya “arloji”. Kemudian saya meluruskan bahwa saya membuat gelang.
 
Selain menunjukkan gelang kepada nenek, saya juga menunjukan kepada paman saya. Beliau berkunjung kerumah saya, seperti orang-orang yang pernah saya tunjukan gelang tersebut beliau memberikan beberapa saran dan setelah itu pulang. Beberapa minggu kemudia beliau berkunjung lagi dan tidak seperti nenek saya yang menyebut gelang saya “arloji”, paman saya menyebutnya “sarung”.

Dari dua pengalaman penulis diatas, hal tersebut menunjukan kesalahan dalam mengingat gelang yang saya buat. Perlu pembaca ketahui, gelang yang saya buat adalah gelang yang terbuat dari kain bemotif dan dapat difungsikan sebagai kantong.
Bagaimana hal tersebut dapat terjadi?

Nenek saya mengatakan arloji besar kemungkinan karena sama-sama digunakan ditangan. Sedangkan paman saya menagatakan sarung (mungkin yang dimaksudnya sarung tangan) karena motif yang saya gunakan saat itu kurang lebih seperi sarung dan jika yang dimaksud paman saya adalah sarung tangan, berarti ada tambahan kesamaan yaitu sama-sama digunakan ditangan.

Dalam lingkup pendidikan biasanya ini terjadi saat mengerjakan ulangan yang berkaitan dengan proses menghafal. Seperti mengerjakan pilihan ganda soal sejarah, biologi, sosiologi, pkn, dan ilmu-ilmu lainnya. “Ih, yang A atau yang C ya.. perasaan mah yang C”.

Dr. Elizabeth Loftus mengatakan memori tidak belaku seperti video atau foto yang dapat dimunculkan kapanpun dengan jelas, namun memori sangat rentan terhadap informasi baru yang menyebabkan informasi tersebut tidak semurni saat dia menerima informasi.
 
Sumber gambar: http://2.bp.blogspot.com
Seiring berjalannya waktu, maka informasi yang telah kita terima dapat berubah. Ingatan seperti puzzle, jika ada bagian yang kosong dapat diisi dengan informasi yang baru. Sehingga kemurnian informasi tersebut berkurang.

Orang yang jujur belum tentu mengatakan hal yang sesuai dengan kejadian sebenarnya walaupun dia sangat yakin akan kebenaran informasi yang disampaikan. Apalagi yang berbohong, dan yang suka memfitnah? Dari lidah kita semua bereaksi dan perlu lebih dari 1 orang untuk memberikan saksi.

Penulis sangat bersyukur jika hal ini dirasa bermanfaat, sebarkan kepada orang-orang yang kamu cintai untuk memahami hidup yang lebih baik. :)

Opini terkait dengan “Kita Saat Mengingat”


Dan cari tahu opini bermanfaat lainnya disini.

Referensi:
Loftus, Eizabeth. 2013. ”Elizabeth Loftus: The fiction of memory”. https://www.ted.com/talks/elizabeth_loftus_the_fiction_of_memory#

Sebarkan untuk dunia yang lebih baik