Sunday, April 22, 2012
Solidaritas Berujung Pengangkuhan Jati Diri
Mendengar kata solidaritas, apa yang terbenak dalam pikiran kita? Kelompok, golongan atau bahkan geng gengan.
Sejatinya solidaritas adalah bentuk harmonisasi dalam suatu kelompok, ikut merasakan hal yang sama, peduli satu sama lain tanpa merugikan pihak yang bersangkutan atau orang lain.
Remaja, tak jarang anak anak bahkan dewasa solidaritas di apresiasikan sebagai pengangkuhan jati diri. Walaupun mereka mengatakan tidak "mengangkuhkan jati diri", tapi secara tak langsung kegiatan yang dilakukan dalam golongan merujuk pada pengangkuhan diri.
Contoh yang sedang hangat dibicarakan adalah masalah geng motor. Mereka mengatakan ini adalah bentuk solidaritas, pertanyaannya apakah solidaritas harus menumbalkan beberapa korban? Mengapa bentuk solidaritas tidak dilakukan untuk bersama sama mengembangkan IPTEK bangsa?
Jikalau mungkin mereka bangga atas apa yang dilakukan, mereka bangga dengan solidaritas hanya untuk merendahkan orang lain dan Mengatakan "kamilah yang paling hebat", sesungguhnya solidaritas yang mereka lakukan adalah salah. Dimana letak keharmonisan? Haruskah merugikan orang yang sama sekali tak bersangkutan sampai jatuh korban?
Apa yang akan terjadi dengan dunia nanti, dimana suatu saat antara golongan dan golongan lain saling mencurigai, saling menusuk dari belakang. Hak untuk merasa amanpun terusik dan akhirnya kita akan saling mempersenjatai diri.
Sesuatu yang besar hadir dari sesuatu yang kecil. Begitu juga golongan yang berawal dari beberapa orang yang bisa dihitung jari menjadi golongan yang besar.
Untuk meminimalisir perkembangan penyalahan solidaritas dalam masyarakat, mulailah untuk berhenti dalam pilih memilih teman, janganlah merasa diri paling hebat dan tentunya janganlah menghina orang lain karena belum tentu yang menghina lebih baik daripada yang dihina. Terakhir berhati hatilah dalam berbicara.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment